SIAGA – JAKARTA Ekspedisi
NKRI koridor Maluku dan Maluku Utara 2014 akan segera di gelar.
Sebelumnya, Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo menjelaskan
keberhasilan dengan Ekspedisi NKRI koridor di Sumatera tahun 2010 ,
kalimantan tahun 2011 dan di Sulawesi tahun 2013.
Ekspedisi NKRI koridor Maluku dan Maluku Utara 2014 kali ini dengan mengambil tema “Peduli dan Lestarikan Alam Indonesia” ini akan berlangsung selama 4,5 bulan dimulai dari tanggal 6 Februari hingga 26 Juni 2014. “Akan diikuti oleh sekitar 800 personil TNI-AD, dan melibatkan 240
orang mahasiswa dari 36 perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh
Indonesia”.
“Ekspedisi NKRI 2014 koridor Maluku ini merupakan ekspedisi keempat.
Sebelumnya sudah dilakukan Ekspedisi Bukit Barisan (2011) di wilayah
Sumatera, Ekspedisi Khatulistiwa (2012) di Kalimantan, dan Ekspedisi
NKRI Koridor Sulawesi pada 2013″.
Demikian disampaikan Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal TNI
Agus Sutomo saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor)Ekspedisi koridor
Maluku dan Maluku Utara di Gedung Flamboyan mako Kopassus, Cijantung,
Jakarta Timur, Kamis (19/12/13) lalu.
“Ekspedisi kali ini selain melibatkan unsur TNI/Polri, kalangan
kampus dan mahasiswa, para peneliti juga pihak kementerian atau lembaga
serta masyarakat. Adapun kegiatan ekspedisi meliputi penjelajahan,
penelitian Bidang Kehutanan, Flora Fauna, Potensi Bencana, Sosial Budaya dan Komunikasi sosial,” kata Danjen Kopassus.
Menurutnya, Ekspedisi dari tahun ke tahun tidak ada
perubahan dan kegiatannya di bagi 3 yakni penjelajahan, penelitian dan
komunikasi sosial (Komsos) Penjelajahan di lakukan TNI-Polri untuk
mengetahui secara riil hutan rimba seperti apa. Kita juga sekaligus melatih individu para prajurit naluri tempur
untuk menyatu dengan alam dan temuan itu nanti didata diinformasikan ke
peneliti, peneliti yang melanjutkan sesuai yang sudah di
programkan,”katanya.
Danjen menjelaskan, para Peneliti bernuansa akademis melibatkan
adik-adik mahasiswa perguruan tinggi negeri maupun swasta dan para
pakar, ahli sama-sama turun kelapangan dan dikawal dengan TNI-Polri. “Untuk ekspedisi ke 3 temuan flora fauna sekitar 3000 ini masih di
pelajari di LIPI apakah ini indemik baru atau langka maupun belum
terdata sekarang dalam proses bahkan yang di Sumatera ada 7 flora fauna
yang sudah dicatat dengan bahasa Indonesia.
Untuk Komunikasi Sosial ini yang menyentuh ada yang masih miskin,
terpencil, pada ekspedisi ke 3 membuat jembatan gantung dengan standar
internasional bahan bakunya diambil dari Swiss, pipanya dari Argentina
dan belanjannya di Krakatau Steel dan ahlinya datang sendiri.
Lalu kita bangun sekolah , bedah rumah ada 10 unit
, membangun perbaikan mushola, gereja-geraja , membuat MCK, sumber air
bersih seperti kabupaten Pinobo di kelingi sungai yang sudah tercemar
limbah,”jelasnya.
Delapan subkorwil, antara lain Subkorwil-1 Masohi di Kabupaten Maluku
Tengah, Subkorwil-2 Tual di Kabupaten Maluku Tenggara, Subkorwil-3
Namlea di Kabupaten Buru, Subkorwil-4 Saumlaki di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat, Subkorwil-5 Ternate di kota Ternate dan Kabupaten
Halmahera Barat, Subkorwil-6 Tidore di Kota Tidore Kepulauan dan
Kabupaten Halmahera Tengah,Subkorwil-7 Tobelo di Kabupaten Morotai dan
Subkorwil-8 Labuha di Kabupaten Halmahera Selatan.
Sumber : Siaga.co

Posting Komentar
Ajukan Pertanyaan Seputar Ekspedisi NKRI Pabar 2016